Senja kadang datang terlambat atau hanya sesaat sampai benar-benar ditelan pekat.
Seperti rindumu yang sesal, yang telah kututup rapat karena terdului rindu lain yang menjelma obat.
Tenang, aku tak kan lagi berlari mengejarmu.
Aku akan duduk manis mengukir bongkah batu rindu payah yang kau tinggalkan.
Kupahat hingga menjadi prasasti indah, dan lalu kutata di taman rinduku yang baru.
Ah, sudah hampir usai rupanya.....
Lekas bergegas...
Tinggalkan...
Bekas...
Rasa.... Bangun, sudah hampir malam...
"Oh tadi itu aksara mimpi, tak benar-benar kutulis. Rekaan rupanya"
Hal lalu..... Sudahlah....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar