Rabu, 31 Maret 2021

Menyanyi dengan Lebih Satu Suara

Kegiatan menyanyi merupakan aktivitas yang sering dilakukan oleh semua orang. Teknik dalam bernyanyi memiliki peran penting karena akan menentukan kualitas suara dan penampilan. Jika penampilan dilakukan secara perseorangan maka teknik yang dimiliki haruslah kuat sehingga karakter yang ditampilkan akan menjadi ciri penyanyi tersebut. Penampilan dalam menyanyi selain dilakukan secara individu dapat juga dilakukan secara vokal grup. Penampilan vokal grup memerlukan kerjasama baik sehingga penampilan dapat dilakukan secara maksimal.

Vokal Grup adalah kumpulan beberapa penyanyi yang tergabung dan menyanyikan lagu dengan ketinggian suara yang berbeda, antara lain sopran, alto, bass, tenor. Sopran dan alto merupakan jenis suara untuk wanita. Sedangkan bass dan tenor merupakan jenis suara pada laki-laki.

Menyanyikan lagu secara vokal grup memerlukan kerjasama dengan teman. Menyanyi secara secara vokal grup tidak boleh saling menonjolkan diri karena menyanyi secara secara vokal grup dalam satu suara. Kekompakan, saling menghargai teman, santun, bertanggung jawab serta peduli terhadap sesama merupakan kunci keberhasilan dalam menyanyi secara vokal grup.

Vokal grup biasanya terdiri dari 3 sampai dengan 12 orang yang menyanyikan lebih dari satu suara. Kunci keberhasilan menyanyi dalam bentuk vokal grup tidak hanya ditentukan oleh suara yang baik tetapi juga diperlukan rasa tanggung jawab, kerjasama, santun serta peduli terhadap anggota kelompok.
Beberapa teknik bernyanyi yang biasa digunakan antara lain adalah sebagai berikut.
Akapela merupakan suatu teknik bernyanyi yang biasanya dilakukan secara berkelompok tanpa diiringi alat musik. Seni musik ini merupakan musik dari suara mulut yang meniru suara alat-alat musik lainya seperti gitar, drum, perkusi dan lain sebagainya. Akapela memiliki keunikan tersendiri yaitu memiliki keharmonian dan persatuan nada indah.
Nasyid berasal dari bahasa Arab ansyada-yunsyidu yang artinya bersenandung. Nasyid iasanya berisi pujian kepada Allah, kata-kata nasihat, kisah para nabi, dan yang berkaitan dengan dengan Islam lainnya. Nasyid biasanya dinyanyikan secara akapela atau dengan diiringi gendang.
Paduan suara atau biasa disebut koor berasal dari kata suara yang terpadu yang terdiri dari paduan suara besar atau kecil. Dengan demikian paduan suara adalah bernyanyi secara serentak, terpadu dengan keselarasan volume yang baik dan terkontrol, mengikuti keselarasan harmoni. Paduan suara kecil yang anggotanya 12 sampai dengan 28 orang dan paduan suara lebih dari 28 orang. 
Lagu kanon adalah lagu yang dinyanyikan oleh dua atau lebih kelompok penyanyi dinyanyikan dengan melodi saling kejar-mengejar atau bersahut-sahutan.

1. Berlatih Lagu Kanon
Lagu bentuk kanon sering ditampilkan pada kegiatan kepramukaan, oleh karena itu kamu pasti pernah mengenalnya. Lagu kanon biasanya dinyanyikan susul-menyusul. Kelompok pertama memulai dengan baris pertama sedangkan kelompok yang lain memulai setelah kelompok pertama selesai menyanyikan baris pertama dan kelompok kedua baru memulainya. Sehingga susul-menyusul sampai selesai.

Beberapa lagu yang biasanya dibawakan dengan teknik kanon antara lain lagu Anak Kambing Saya, Burung Kakak Tua, Bapak Yakob (Lagu Are You Sleeping), Wakashima kanon (Still Doll), Gelang Sipaku Gelang, Naik Naik Kepuncak Gunung, dan Naik Kereta Api,

2. Latihan Vokal
Agar mutu suara baik sebaiknya harus melakukan latihan olah vokal dan menerapkan pernapasan diafragma. Teknik vokal yang baik, tentu memerlukan latihan olah vokal dan menerapkan pernapasan diafragma. Pernafasan, adalah usaha untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya, kemudian disimpan, dan dikeluarkan sedikit demi sedikit sesuai dengan keperluan. Pernafasan di bagi tiga jenis, yaitu :
Pernafasan Dada : cocok untuk nada-nada rendah, penyanyi mudah lelah.
Pernafasan Perut : udara cepat habis, kurang cocok digunakan dalam menyanyi, karena akan cepat lelah.
Pernafasan Diafragma : adalah pernafasan yang paling cocok digunakan untuk menyanyi, karena udara yang digunakan akan mudah diatur pemakaiannya, mempunyai power dan stabilitas vokal yang baik.

3. Latihan Vokal Grup dan Paduan Suara
Menyanyi secara vokal grup merupakan cara bernyanyi dalam kelompok kecil. Pada praktiknya menyanyi dengan vokal grup dapat dilakukan secara bergantian antar anggota vokal grup. Menyanyi secara unisono merupakan cara bernyanyi secara berkelompok dengan satu suara. Menyanyi secara unisono merupakan tahap awal sebelum menyanyi dengan paduan suara yang merupakan perpaduan suara 1, suara 2 atau suara 3.

a. Latihan Lagu Dua Suara
Latihan lagu dua suara dapat dilakukan dalam dua kelompok. Kelompok pertama menyanyikan melodi suara pertama dan kelompok kedua menyanyikan melodi suara kedua. Kelompok pertama adalah kelompok perempuan, dan kelompok kedua adalah kelompok laki-laki. Contoh lagu yang dapat dibawakan dengan dua suara adalah lagu bagimu negeri dan lagu Mengheningkan Cipta.

b. Latihan Lagu Tiga Suara
Latihan lagu tiga suara dinyanyikan dalam tiga kelompok. Melodi suara pertama dinyanyikan oleh kelompok perempuan dengan suara tinggi, kelompok kedua oleh kelompok perempuan dengan suara rendah, kelompok ketiga oleh laki-laki. Bila siswa perempuan sedikit, melodi suara satu dinyanyikan oleh kelompok perempuan, suara kedua oleh laki-laki dengan suara tinggi, kelompok tiga oleh laki-laki dengan suara rendah.

Vokal grup dan paduan suara memiliki beberapa perbedaan, perbedaan tersebut antara lain sebagai berikut.
Jumlah anggotanya, Vokal Group mempunyai anggota yang lebih sedikit dari Paduan Suara. Vokal grup beranggotakan 3 sampai 12 orang dengan 1-2 pemusik, sedangkan paduan suara jauh lebih banyak yaitu 12 sampai 28 orang.
Pembagian suaranya, dalam vokal group suara dibagi menjadi suara Alto, Mezzo-sopran, Sopran, Tenor, Baritone, dan Bass sesuai kemampuan dan kecocokan suara masing-masing; sedangkan dalam Paduan Suara, suaranya dibagi menjadi 4 suara berdasarkan frekuensi suara penyanyi yaitu Sopran, Alto, Tenor,dan Bass atau dengan satu suara saja (unisono).
Pada Paduan Suara dipimpin oleh seorang dirigen yang sekaligus sebagai pelatih, sedangkan pada vokal group tidak ada dirigen.

Minggu, 21 Maret 2021

Menggali Informasi dari Buku Fiksi dan Buku Nonfiksi

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah pembelajaran ini peserta didik diharapkan:

mampu menggali dan menemukan informasi dari buku fiksi dan nonfiksi yang dibaca


KERAGAMAN BUKU FIKSI DAN NONFIKSI

Pengertian Fiksi adalah sebuah prosa naratif yang sifatnya imajinasi atau karangan non-ilmiah dari penulis dan bukan berdasarkan kenyataan. Dengan kata lain, fiksi tidak terjadi di dunia nyata dan hanya berdasarkan imajinasi atau pikiran seseorang.

Walaupun fiksi hanya imajinasi penulis, namun fiksi tetap masuk akal dan bisa mengandung kebenaran yang bisa mendramatisasikan hubungan-hubungan antar manusia. Kata “Fiksi” bersal dari bahasa Inggris yaitu “Fiction” yang artinya rekaan atau khayalan.

Jadi buku fiksi merupakan buku yang berisi cerita, sifatnya imajinatif. Tidak membutuhkan pengamatan dalam pembuatannya dan tidak tidak perlu dipertanggungjawabkan, karena ide ceritanya berasal dari khayalan atau imajinasi penulis. Bahasa yang digunakan biasanya bahasa kiasan atau konotatif. Jadi, pembaca diajak untuk masuk ke dalam cerita itu dengan bahasa yang tidak biasa

Contoh yang termasuk karya fiksi: dongeng, cerita pendek, novelet, novel

Pengertian Non-fiksi adalah suatu tulisan yang isinya bukanlah imajinasi atau rekaan penulisnya. Dengan kata lain, tulisan non-fiksi adalah suatu karya seni yang sifatnya faktual atau berdasarkan kenyataan dan mengandung kebenaran di dalamnya.

Jadi buku fiksi merupakan buku yang berisi kejadian sebenarnya dan bersifat informatif. Dalam buku nonfiksi, membutuhan pengamatan dan data dalam pembuatannya, sehingga dapat dipertanggungjawabkan isinya. Bahasa yang digunakan biasanya bahasa denotatif atau bahasa sebenarnya, jadi pembaca dapat langsung memahami maksud dari isi buku. Buku nonfiksi dibuat berdasarkan pengamatan dan data maka isi dari buku tersebut harus memiliki fakta-fakta. Oleh karena itu, buku nonfiksi sering dijadikan sumber informasi oleh para pembaca.

Ciri-Ciri Fiksi

a) Fiksi sifatnya rekaan atau imajinasi dari pengarang

b) Dalam fiksi terdapat kebenaran yang relatif atau tidak mutlak

c) Umumnya fiksi menggunakan bahasa yang bersifat konotatif atau bukan sebenarnya

d) Karya fiksi tidak memiliki sistematika yang baku

e) Umumnya karya fiksi menyasar emosi atau perasaan pembaca, bukan logika

f) Dalam karya fiksi terdapat pesan moral atau amanat tertentu

Ciri-Ciri Nonfiksi

a) Sifat kata yang digunakan denotatif atau bermakna sebenarnya.

b) Informasi yang disampaikan oleh penulis disajikan secara lengkap, to the point, dan tegas. 

c) Berdasarkan fakta atau faktual: sesuai dengan data yang diperoleh.

d) Tulisan berbentuk tulisan ilmiah popular: tulisan tidak melulu menggunakan bahasa yang kaku melainkan maksud dari tulisan dapat dipelajari secara mandiri. Namun, tetap mempertahankan keilmuannya. Bahasa yang dipakai sesuai dengan masyarakat yang diambil berdasarkan kajian, daftar pustaka, dan sumber referensi yang diacu.

e) Temuan ( informasi-data) yang dituliskan adalah temuan baru atau pengembangan dari temuan yang sudah ada.


Perbedaan Buku Fiksi dan Buku Nonfiksi
Buku Fiksi :
1. Ceritanya rekayasa (buatan) 
2. Imajinatif
3. Banyak mengggunakan bahasa kiasan

Buku Nonfiksi :
1. dibuat berdasarkan data
2. Informatif
3. Bahasanya lugas (denotatif) 
Kesimpulan

Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri buku fiksi dan nonfiksi dapat dilihat dari segi penulisannya, penggunaan katanya, isinya dan kadar kefaktualan. Ciri-ciri buku fiksi lebih pada penggunaan bahasa yang bermakna kiasan serta berisi tentang imajinasi atau khayalan penulis. Sementara ciri-ciri buku nonfiksi, yaitu penggunaan bahasa dan kata-kata yang lebih formal dan baku serta berisi berita-berita fakta berdasarkan hasil pengamatan di lapangan. Tidak menutup kemungkinan bahwa pada buku fiksi juga menyajikan fakta-fakta, akan tetapi kadarnya lebih sedikit apabila dibandingkan dengan isi pada buku nonfiksi.

Sabtu, 13 Maret 2021

Dongeng Sunda Si Kabayan


Si Kabayan Ngala Tutut
Dongeng bahasa sunda Lucu, si Kabayan, di titah ngala tutut ku nyi iteung, piseurieun!

Nyi iteung : “Kabayan ulah he’es beurang teuing. Eweuh pisan gawena si akang mah, ngala-ngala tutut atuh kaditu, jang dengen sangu.”


Si Kabayan : “Ka mana ngalana?”


Nyi iteung : “Ka ditu ka sawah, nu loba mah sok di sawah nu meunang ngagaru geura.”


Leos, Si Kabayan leumpang ka sawah sarta neangan sawah anu tos meunang ngagaru. Di dinya katembong tututna loba, lantaran caina herang, jadi katembong kabeh, tututna mah loba pating goletak.


Tapi barang diteges-teges ku Si Kabayan katembong kalangkang langit dina cai sawah. Manehna ngarasa sieun ningali sawah sakitu jerona. Padahal mah sajeungkal-jeungkal acan ge heunte jerona, siga jero soteh kalangkang langit.


Ceuk Kabayan dina jero pikirna, “Iteung-iteung, ieu sawah jerona mani kabina-bina. Kumaha dialana eta tutut teh? Lamun nepi ka teu beunang, aing era teuing ku si iteung. Tapina eta tutut teh sok dialaan ku jalma. Ah, dek dileugeutan bae ku aing.”


Geus kitu mah Si Kabayan leos ngala leugeut. Barang geus meunang, dibeulitkeun kana nyere, dijeujeuran ku awi panjang, sabab pikirna rek ti kajauhan bae ngala tututna moal deukeut-deukeut sawah da sieun ti kecebur.


Si Kabayan ngadekul, ngaleugeutan tutut meh sapoe jeput, tapi teu aya beubeunanga nana, ngan ukur hiji dua bae. Kitu oge lain beunang ku leugeut, beunang soteh lantaran ku kabeneran bae.


Tutut keur calangap talapokna katapelan ku leugeut tuluy nyakop jadi beunang. Lamun teu kitu mah luput moal beubeunangan pisan, sabab ari di jero cai mah eta leugeut teh teu daekeun napel, komo deui tutut mah da aya leuleuran.


Di imah bari ngadagoan, nyi iteung geus ngala salam, sereh, jeung koneng, keur ngasakan tutut. Lantaran si kabayan can balik keneh bae, tuluy disusul ku nyi iteung ka sawah. Kasampak Si Kabayan keur ngaleugeutan tutut.


Nyi iteung : “Ih Kabayan-kabayan, naha ngala tutut mani kudu dileugeutan sagala?”


Si kabayan : “Kumaha atuda da sieun ti kecebur akang, deuleu tuh tingali ku maneh mani sakitu jerona, nepi ka katembong langit.”


Nyi iteung bari keuheuleun, Si Kabayan teh langsung disuntrungkeun ka gebrus ancrub ka sawah!

Si Kabayan ; “Heheh…ey, da deet geuningan.

 

 

~ End ~