bisik, pena dan hujan-
Kala ini kubiarkan rinai menjamah khayal untuk lalu melukis aksara dari bulir reruntuhan langit pagi
Lantas, kupahami sunyi di antara jeda hujan yang sempit dan tak jarang mati
Ada bisikMu di sana... Tentang tulus, lewat tanah yang disenggamai hantam tubi... Juga tentang inayat dan orkestrasi damai antara alam, serta tawa dan langkah lugu kaki-kaki kecil prajurit payung penadah rezeki
Ah, Dia selalu puitis bahkan dengan bisik yang amat lirih
Pikirku saja atau mungkin pikirmu jua, yang melulu pekik untuk mendustai kalam-kalamNya... Tidak? Semoga....... Kala ini kubiarkan rinai menjamah khayal untuk lalu melukis aksara dari bulir reruntuhan langit pagi
Ada bisikmu di sana, bahkan di ruang yang amat sulit kudengar karena telingaku yang kufur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar