Rabu, 11 November 2020

Unsur Ekspresi

Prinsip Seni Musik (Unsur Ekspresi)
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa unsur pokok di atas adalah bagaimana bentuk atau wujud dari unsur musiknya. Sementara itu, prinsip seni musik adalah cara membawakan wujud atau unsur pokok yang telah dijabarkan di atas.

Prinsip atau unsur ekspresi dalam musik meliputi tempo atau tingkat kecepatan musik, dinamika atau tingkat volume suara, keras lembutnya suara dan warna nada atau timbre yang tergantung cara memproduksi suaranya.

Berikut adalah beberapa prinsip atau unsur ekspresi dan bisa pula dikatakan kelanjutan dari unsur-unsur seni musik di atas.

1. Tempo
Tempo adalah bagaimana kecepatan birama lagu dibawakan. Menurut Miller dalam (Bramantyo, hlm. 24) tempo ialah istilah bahasa Itali yang artinya waktu, di dalam seni musik tempo menunjukkan kecepatan. Macam-macam tempo meliputi:

Presto: sangat cepat
Allegro: cepat
Vivace: umum (disebut juga: hidup, atau keadaan sehari-hari)
Moderato: sedang
Andante: agak lambat
Adagio: lebih lambat
Lento: lambat
Largo: sangat lambat
2. Dinamik
Dinamik adalah kuat atau lemahnya penyajian bunyi (Soeharto, 1992, hlm. 30). Dinamik merupakan kekuatan bunyi yang memainkan peranan besar dalam menciptakan ketegangan atau tensi musik.

Semakin keras musik semakin kuat tingkat ketegangannya (dynamic tension). Sebaliknya, semakin lembut maka semakin lemah tingkat ketegangannya (Miller dalam Bramantyo, hlm. 81).

Macam-macam dinamik menurut Miller (hlm. 80) yakni:

Fortissimo: sangat keras
Forte: keras
Mezzo Forte: agak keras
Mezzo Piano: agak lembut
Piano: lembut
Pianissimo: sangat lembut
3. Timbre/ Warna Nada
Timbre adalah kualitas atau warna bunyi atau mudahnya ciri khas bunyi yang terdengar bermacam-macam. Timbre yang berbeda dapat dihasilkan oleh cara memproduksi nada atau bahan sumber bunyi yang berbeda-beda pula (Jamalus, 1998, hlm. 40).


Supported by :

Rabu, 04 November 2020

Seni Musik

Pengertian Seni Musik
Seni musik adalah cabang seni yang menggunakan media bunyi atau suara untuk menyampaikan karya yang diusungnya. Namun, meskipun terdengar terbatas dalam getaran atau suara, dalam kenyataannya seni musik melibatkan pikiran dan perasaan manusia pula.


Seperti dalam pendapat Djohan (2016) bahwa definisi seni musik adalah produk pikiran yang disalurkan melalui elemen vibrasi (getaran) dalam bentuk frekuensi yang ditransformasi secara neurologis di dalam pikiran melalui berbagai unsur pokok pembentuknya seperti suara, nada, dan melodi.

Mudahnya, indra penikmat cabang seni musik adalah indra pendengaran yang dioperasikan menggunakan telinga. Apa yang katakanlah “diraba” oleh indra ini adalah getaran. Oleh karena itu, sebetulnya, seluruh media, medium, atau alat musik adalah alat yang menghasilkan getaran.

Kemudian, meskipun produk yang dihasilkan adalah getaran dalam frekuensi tertentu, yang mencernanya bukanlah sekedar indra pendengar saja. Namun melibatkan pikiran dan perasaan pendengarnya pula, karena getaran yang diolah menjadi musik memengaruhi pendengarnya secara psikis pula.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa apa yang dimaksud dengan seni musik adalah produk pikiran manusia yang dihantarkan melalui getaran yang membentuk suara, disusun menjadi aransemen unsur musik sehingga dapat dinikmati melalui pikiran dan perasaan melalui indra pendengaran.


Untuk memperkuat definisi seni musik di atas, berikut adalah beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian musik.

Pengertian Seni Musik Menurut Para Ahli

Ortiz
Definisi musik adalah kekuatan dasar yang sangat efektif untuk menenangkan dan mendatangkan inspirasi bagi banyak orang (Ortiz dalam Baidah, 2010, hlm. 1-8).

Jamalus
Seni musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik, seperti irama, melodi, harmoni, bentuk/struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan (Jamalus, 1998, hlm. 1).

Soeharto
Seni musik adalah pengungkapan gagasan melalui bunyi yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni dengan unsur pendukung berupa bentuk, sifat, dan warna bunyi (Soeharto, 1992, hlm. 86).

Banoe
Musik adalah cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara a tau bunyi kedalam pola yang dapat dimengerti dan dipahami manusia (Banoe, 2003, hlm. 288).

Hardjana
Menurut Hardjana (2003, hlm. 111) musik adalah permainan waktu dengan mengadopsi bunyi sebagai materinya, musik adalah waktu dalam bunyi, waktu adalah ruang dan bunyi adalah substansinya.

Unsur Unsur Seni Musik
Unsur unsur seni musik adalah bagian-bagian yang membentuk karya musik menjadi suatu kesatuan komposisi nada atau bunyi yang dapat dikatakan musik. Bunyi atau suara yang tidak diaransemen belum tentu menjadi musik jika tidak memperhatikan unsur dan cara menyusunnya.

Menurut Jamalus (1998, hlm. 7) Unsur seni musik terbagi menjadi: 1) unsur-unsur pokok, meliputi: irama, melodi, harmoni dan bentuk atau stuktur lagu; 2) unsur-unsur ekspresi, meliputi: tempo, dinamik dan warna nada.

Namun, sebetulnya unsur-unsur ekspresi sering disebut sebagai prinsip seni musik pula. Mengapa? Karena unsur ekspresi mengacu pada cara seorang komposer atau musisi menyajikan unsur pokok yang berarti bisa disebut sebagai acuan kebenaran, paham yang diambil, atau: prinsip.

Katakanlah unsur pokok adalah bata yang membentuk suatu dinding (musik), sementara unsur ekspresi adalah tata cara menyusun bata agar menjadi kokoh. Berikut adalah penjelasan dari unsur dan prinsip seni musik.

Unsur Pokok Seni Musik
Unsur-unsur pokok yang membentuk musik adalah sebagaimana yang akan dijelaskan di bawah ini.

1. Suara
Suara adalah unsur paling dasar dari seni musik. Menurut Djohan (2016, hlm. 10) suara adalah perubahan getaran udara yang memiliki panjang gelombang maupun periode dalam frekuensinya. Aspek-aspek dasar suara dalam musik dapat dibagi menjadi: tala (tinggi nada), durasi (berapa lama suara dikeluarkan), intensitas, dan timbre (warna bunyi).

2. Nada
Pembagian suara ke dalam frekuensi tertentu disebut dengan nada. Nada adalah satuan terkecil dari seni musik yang dapat dibagi-bagi ke dalam tinggi redahnya menurut frekuensi maupun jarak relatif nada patokan. Nada dapat diatur dalam tangga nada yang berbeda-beda. Tangga nada terdiri dari: tangga nada mayor, minor, dan pentatonik.


3. Melodi
Melodi adalah rangkaian tinggi rendahnya nada yang berbunyi atau dibunyikan secara berurutan. Seperti yang dikemukakan oleh Jamalus (1998, hlm. 16) bahwa melodi adalah susunan atau rangkaian nada dengan getaran teratur yang terdengar berurutan dan mengungkapkan suatu perasaan atau pikiran.

4. Irama / Ritme
Irama adalah pengulangan urutan rangkaian gerak dalam suatu komposisi musik yang teratur sehingga terdengar indah/estetis atau memberikan dampak tertentu pada pendengarnya.

Pernyataan di atas senada dengan pendapat Jamalus (1998, hlm.7) yang mengungkapkan bahwa Irama merupakan urutan rangkaian gerak yang menjadi unsur dalam sebuah musik.

5. Birama
Merupakan ketukan atau ayunan berulang-ulang yang datang secara teratur dalam waktu yang sama. Birama ditulis dalam angka pecahan seperti 2/4, 3/4, 6/8, dst.

Angka pertama sebelum garis miring adalah pembilang yang menunjukkan nilai ketukan pada tiap birama, sementara angka di belakang garis miring berarti penyebut yang menunjukkan nilai notasi dalam satu ketukan.

6. Tangga Nada/ Struktur/ Notasi
Tangga nada atau struktur adalah urutan berbagai nada yang disusun membentuk tangga. Terdapat dua tangga nada, yakni tangga nada diatonik yang terdiri dari 7 nada dengan 2 jenis jarak (1/2 dan 1), dan tangga nada pentatonik yang terdiri dari 5 nada pokok.

Satu tangga nada memiliki satu nada dasar yang diikuti oleh nada lainnya yang lebih rendah atau tinggi dengan pola interval tertentu dan membentuk ciri khas khusus.

7. Harmoni
Harmoni adalah paduan nada yang ketika dibunyikan bersama-sama akan menghasilkan bunyi yang selaras/harmonis (Miller dalam Bramantyo, hlm. 48). Elemen harmoni seperti itu disebut dengan interval, terdapat elemen lain dari harmoni, yakni akor. Akor berarti harmoni yang bekerja dengan cara mengiringi melodi.
Sering diibaratkan bahwa harmoni menyusun keterpaduan seni musik secara vertikal, sementara harmoni menyelaraskan komposisi secara horizontal. Dalam seni musik, harmoni merupakan keselarasan paduan bunyi (contohnya: menyelaraskan beberapa melodi).


Supported by:

Senin, 02 November 2020

MENYAJIKAN TEKS EKSPOSISI

D. Menyajikan Teks Eksposisi
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan kamu mampu: Menyajikan gagasan dalam bentuk teks eksposisi artikel ilmiah populer lingkungan hidup, kondisi sosial, dan atau keragaman budaya, dll. dalam wujud secara lisan dan tertulis dengan memperhatikan struktur unsur kebahasaan dan aspek lisan.
 *1. Langkah-Langkah Penyajian

Sebagaimana yang telah dipaparkan terdahulu bahwa teks eksposisi menyajikan sejumlah pendapat argumen. Teks eksposisi bertujuan untuk meyakinkan orang lain. Di dalamnya tersaji pula fakta untuk lebih meyakinkan kebenaran tentang isi pendapat itu. Dalam sistematika penyajiannya, teks eksposisi diawali dengan penyajian tesis isu, masalah, ataupun suatu pernyataan yang bersifat umum; kemudian diikuti rangkaian argumentasi atau pendapat beserta sejumlah fakta yang menguatkan; diakhiri dengan penegasan ulang. Langkah-langkah penyajiannya sebagai berikut:
a. Menentukan isu ataupun masalah yang akan dibahas.

b. Membaca berbagai sumber yang berkaitan dengan isu yang dipilih; melakukan sejumlah pengamatan lapangan.

c. Mendaftar topik-topik yang berkaitan dengan isu, berdasarkan hasil-hasil membaca dan langkah-langkah pengamatan.
Contoh:
1. Pentingnya penanganan sampah dalam menghadapi datangnya musim penghujan. 
2. Kesemrawutan kehidupan di suatu kota.
3.Pola hidup masyarakat kota dalam membuang sampah.
4. Sikap-sikap pemerintah dalam penanganan sampah.
5. Akibat-akibat pada bencana lingkungan.
6. Solusi penanganan.

d. Menyusun kerangka karangan, struktur teks eksposisi. Topik-topik itu disusun secara sistematis dengan menggunakan pola struktur teks eksposisi yang telah kita pelajari sebelumnya. Setelah itu,  kembangkan kerangka yang telah disusun menjadi teks eksposisi. Dalam tahap ini kamu harus menjadikan topik-topik itu menjadi argumen-argumen jelas dan logis. Di samping itu, kaidah-kaidah kebahasaan perlu diperhatikan.

Contoh Teks Eksposisi tentang Pendidikan

"Pembelajaran Jarak Jauh Kurang Efektif"

(Tesis)
Pembelajaran jarak jauh adalah jalan yang tidak dapat dihindari dalam kondisi pandemi Covid-19. Sayangnya pembelajaran jarak jauh kurang dapat berjalan dengan baik dalam pelaksanaannya. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Terdapat beberapa alasan utama yang menyebabkannya.

(Rangkaian Argumen)
Infrastruktur teknologi komunikasi di Indonesia masih belum merata. Jangankan di pulau kecil saja, di pulau Jawa yang memiliki angka penduduk yang paling banyak saja masih banyak daerah yang belum terpapar sinyal internet.


Kemudian, jika sinyal internet tersedia biayanya tidak murah. Pembelajaran melalui konferensi video akan menghabiskan banyak pulsa hanya dalam satu hingga dua jam pelajaran saja. 1-2 Gigabyte data bisa habis dengan mudah dalam sekali panggilan konferensi video untuk pembelajaran jarak jauh.

Selanjutnya, tidak semua siswa dan keluarganya memiliki perangkat telepon pintar yang harus digunakan untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Hal ini sangatlah tragis dan disayangkan karena tampaknya pemerintah kurang memperhatikan nasib dari keluarga yang tidak mampu untuk membeli telepon pintar.

Saat keluarga mampu untuk memiliki gawai atau perangkat komunikasi yang dibutuhkan pun orangtua belum tentu sanggup untuk membantu siswa belajar daring. Bukan masalah kompetensi orangtuanya yang utama, namun orangtua juga memiliki pekerjaan yang harus diselesaikan, apalagi dalam masa pandemi yang berpengaruh pula pada keadaan ekonomi semua orang.

Banyak siswa yang mengeluhkan pula bahwa pembelajaran jarak jauh membuat konsentrasi mereka buyar dan kurang fokus untuk belajar. Ilmu yang didapat dirasa tidak sebanding dengan pembelajaran tatap muka.

Banyak Guru yang mengeluhkan kendala teknis yang terjadi pada saat mengikuti pembelajaran jarak jauh. Kendala tersebut meliputi teknis penggunaan aplikasi (gagal upload, email tidak terkirim) maupun teknis teknologi informasi seperti lemahnya sinyal, perangkat yang galat, dsb.

Terakhir, sekolah juga agaknya  minim persiapan dalam menghadapi pembelajaran jarak jauh ini . Hal ini wajar saja, karena pandemi terjadi secara tiba-tiba dan menimpa seluruh sektor industri tanpa terkecuali sekolah.

(Penegasan Ulang)
Pada akhirnya, pandemi covid-19 adalah musibah yang tentunya kita semua tidak menginginkannya untuk terjadi. Namun hal tersebut telah terjadi dan diperlukan kepedulian pemerintah, kesadaran semua civitas pendidikan baik Sekolah, Siswa, Guru, dan orangtua untuk ikut menyukseskan kegiatan pembelajaran jarak jauh. Guru menyampaikan materi,  orang tua memantau proses belajar anaknya di rumah,  dan siswa dengan penuh amanah menyelesaikan kewajibannya dalam menyeselesaikan tugas dari proses Pembelajaran Jarak Jauh ini. 

Kita harus berhenti untuk saling menyalahkan dan secara bahu membahu ikut menyelesaikan permasalahan pendidikan jarak jauh. Semoga pandemi ini lekas berakhir dan kita bisa kembali bertatap muka, salah satunya agar kita dapat belajar Bahasa Indonesia seperti biasanya di dalam kelas.



---------------------------------------------------@hidayatullahmaj7---------------------------------------------------
Ternyata membuat teks Eksposisi itu mudah bukan? Selamat belajar. 😊
-ah-




Supported by: