Sudah kuteguk habis secangkir lara yang (tak lagi) kau aduk lembut...
Berbagai macam rasa kau taburkan di sana, campur aduk menjadi bena... Menggulung, menutup dan mengaramkan karang terjal, yang mungkin saja kau gunakan untuk mencekik dan memajalkan harap yang terganti asa ajal... Sayangnya, kau bukan pericih picik, mungkin... Seperti secangkir rindu di lusa kemarin, dengan sajian kacang-kacang yang belum sempat kau rebus...
Di depan jendela, saat senja tepat pada dimensinya.
Kau mintaiku untuk jelaskan segala hal bahagia yang kujuluki fana..
Entah mata apapun tak akan pernah memahami buta, pada matamu.. Oh ya, mungkin pada mataku juga.. Sudahlah... Aku tak mau sajak sampah ini pun harus lagi bercerita dan mengulanginya serta... *** Sudah kuteguk habis secangkir lara yang (tak lagi) kau aduk lembut...
Berbagai macam rasa, pilu, rindu dan dusta mulai kuteguki bersama malam dan tepian waktu yang (tak lagi) senja, bergeming dan (tak lagi) memuji kirana... -ah-
Selasa, 25 April 2017
"t-a-k la-gi"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar