Sabtu, 22 Desember 2018

Tentang Catur

aku lebih suka melumat habis lima belas buah caturmu dahulu,
lalu memberi jeda untuk melihat dan membiarkanmu tertatih-tatih menjadi raja malang yang sedang mencari tempat aman

uuhhh... pemandangan yang mengasyikan...

sampai saatnya tiba, jiwa raja yang kau banggakan bertekuk roboh tanpa daya di pojokan eksekusi kejiku

untuk lawan sepertimu, kau bukanlah sebuah hitungan

Otakmu tak setajam mulut tidak sedapmu yang penuh ancaman. menyedihkan, kau tak lebih dari sebuah kehinaan...

"Aku lebih suka melumat habis lima belas buah caturmu dahulu walau semua orang tahu bahwa aku mampu membuat tiga langkah sekak mat dan menjadikanmu mati kutu"

_tentang catur_

-ah-

Selasa, 11 Desember 2018

Guru

Tak ada diksi yang paling puitis untuk melukis segala hal manis tulusmu guru

Jika terkias langit, aku hanyalah kehampaan dengan gelap pekat...
Dan kau adalah bulan dengan tuturmu yang berkerlipan indah untuk dipanut dan didengar..

Duniaku kini bergelimpangan warna, yang dulu hanya mampu membuat garis-garis. Terarah kini menjadi rangkaian bentuk kata yang perlahan menjelma rangkai puitis Karenamu...

Terima kasih guruku dari hatiku

Andai mentari tiada
Dunia mungkin beku dan bisu
Dan aku hanyalah sang malang dingin tanpa hangat sabarmu

Kau adalah titik cahaya yang kucari
Yang memancar pelangi  di setiap sudut bibirmu..

Kau adalah harapan yang tak berdasar balasan
Pengubah segala kemungkinan menjadi kenyataan..
Yang tak lelah dan jauh dari kata menyerah untuk membimbing dengan lentera ilmu-mu..

Jika surga adalah kalam yang serupa syukur. Maka yang paling surgawi adalah tempat terbaik yang pantas kau pijak.

Guru....

Terima kasih....

"Guru "
-AH- 240518

Senin, 10 Desember 2018

Hampir

Matamu rapuh dan gelisah
Aku bisa menembusnya
dan melihat ke dalam hatimu...

Ada resah di sana, tertidur nyenyak dalam dekapanmu...

Aku ingin membangunkannya
berbisik bahwa aku sudah memaafkan gegabah konyolmu kirana
Meyakinkanmu menyilakan resah agar menyerah dan lekas  enyah...

Kirana, tadi itu ceroboh...

ah, 19.39
101218

Minggu, 09 Desember 2018

Pembenam Pilu

Aku tak pernah mampu menjadi pembenam pilu yang angkuh
Memunguti rindu yang berceceran masih menjadi salah satu kegiatan bodoh kegemaranku

Saat pagi hingga petang, lalu siang hingga hampir setengah gelap malang, masih saja  kutelanjangi  senja yang semakin tenggelam dengan mengepul ceceran rindu yang kukumpulkan pada keranjang-keranjang risau.

-pembenam pilu- AH 23.17