Selasa, 25 April 2017

Me-reka

Di belahan dunia yang jauh dari hirup pikuk fana. Di sini, ada sekelompok anak menghiasi lidah polosnya, menerangi senja yang baur dengan ayat-ayatNya. Senja yang dikemas puitis dibanding aksara manis atau mungkin sapaan cinta bual yang saling lontar antara pemuja obsesi berhasrat sadis. Entahlah, selayaknya yang hakiki manis adalah yang tak pernah terkecap, yang tak membiarkan diri terkikis. Alasan apapun, selalu saja deret kata "niat baik" selalu tolol terdengar untuk menyenggamai kebodohan hasrat iblis, miris. 
Miris munajat dan aksara-aksara puitis yang sia kau tulis...
Bahagia macam apa itu?

Tulisan ini mungkin praktis, langsung ditulis namun bukan sisi skeptis. Mengalir saja...
Semestinya bahagiapun seperti itu, mengalir dan dialirkan olehNya..
Tak perlu menerka-nerka atau malah me-reka bahagiaNya dengan rekaan-rekaan fana.. Sederhana saja, dan kau cukup percaya...
Seperti wajah-wajah dalam bingkai, menjelaskan segala halNya adalah kebahagiaan yang membahagiakan, dan membiarkanNya membahagiakan hidupmu dengan segala yang tak teringkarkan.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar