“Seringai Silu”
Apa kau masih menyimpan rasa yang kau dustakan?
Saat pedang kekecewaan kau hunuskan karena matamu menangkap
sambaran kekeliruan
Pagi…
Kala asa yang datang bersama embun penyejuk duka
Netra sembabmu yang semalam tiada henti bercumbu dengan dengki
Tak ada lagi ceruk alasan untuk terma berujar
Kau ubah hatimu menjadi majal
Sampai senyum membaja, kelu kekal dan mati rasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar