“Sajak Mimpi”
Mimpi… Lewat abstraknya
kujelajahi engkau
Kuambil pondasi
kahyangan dan kujadikan ia pena
Mula-mula kutuliskan
namamu di batas angkasa dengan tinta berwarnakan mega
Kulukis figuratif
dirimu
Kumulai dari bibir,
hidung, telinga, tangan, kaki, semuanya hingga mata indahmu yang sedikit sendu
namun syarat akan ketenangan
Kugambarakan rambutmu
panjang, indah tergerai hingga pundak
Oh tidak, bagaimana
kalau sedikit ikal?
Ya, rambut panjang
dengan hiasan bando yang terpasang di atas keningmu
Bando cantik berbahan
logam mulia dari surga. Indahnya
Ah, tidak tidak tidak
Aku rugi jika rambutmu
terlihat banyak orang
Aku tak mau, cukup aku
saja yang menikmatinya
Tak ada yang lain,
bahkan satu kedipanpun aku tak kan merelakannya
Ya sudah, kukenakan
kain sutra saja di kepalamu
Kau lebih cantik,
terdapat banyak keteduhan yang kau pancarkan lewat senyummu yang seranum mangga
muda
Sekarang kuperkenalkan
kau…
“Kau adalah milikku, di
mimpiku. Di mimpiku, kau milikku. Mimpiku adalah milikku.”
Memaksa? Tidak, karena
mimpi tak pernah membatasi surga setiap orang
Ah, mimpi ini semakin
menggila
Sedikit picik namun aku
suka
“Hey, bukankah sudah
kujelaskan mimpi itu tak berbatas?”
Aku bangun saja,
hentikan mimpi dan berdoa lebih picik sampai Tuhan menjadikanmu milikku.
Bangun!
AH, Bogor 31052016
01.27
Tidak ada komentar:
Posting Komentar