Sabtu, 30 Juli 2016

Sajak Mimpi



“Sajak Mimpi”
Mimpi… Lewat abstraknya kujelajahi engkau
Kuambil pondasi kahyangan dan kujadikan ia pena
Mula-mula kutuliskan namamu di batas angkasa dengan tinta berwarnakan mega

Kulukis figuratif dirimu
Kumulai dari bibir, hidung, telinga, tangan, kaki, semuanya hingga mata indahmu yang sedikit sendu namun syarat akan ketenangan

Kugambarakan rambutmu panjang, indah tergerai hingga pundak
Oh tidak, bagaimana kalau sedikit ikal?
Ya, rambut panjang dengan hiasan bando yang terpasang di atas keningmu
Bando cantik berbahan logam mulia dari surga. Indahnya

Ah, tidak tidak tidak
Aku rugi jika rambutmu terlihat banyak orang
Aku tak mau, cukup aku saja yang menikmatinya
Tak ada yang lain, bahkan satu kedipanpun aku tak kan merelakannya

Ya sudah, kukenakan kain sutra saja di kepalamu
Kau lebih cantik, terdapat banyak keteduhan yang kau pancarkan lewat senyummu yang seranum mangga muda

Sekarang kuperkenalkan kau…
“Kau adalah milikku, di mimpiku. Di mimpiku, kau milikku. Mimpiku adalah milikku.”
Memaksa? Tidak, karena mimpi tak pernah membatasi surga setiap orang

Ah, mimpi ini semakin menggila
Sedikit picik namun aku suka
“Hey, bukankah sudah kujelaskan mimpi itu tak berbatas?”

Aku bangun saja, hentikan mimpi dan berdoa lebih picik sampai Tuhan menjadikanmu milikku. Bangun!

AH, Bogor 31052016 01.27

Tidak ada komentar:

Posting Komentar