Mata-mata sedih memandangiku
Bulir-bulir kristal bening menggantung di setiap sudut matanya yang agak sipit. Hampir meluncur.
Mungkin puluhan kilometer yang katamu mampu dipangkas lewat sajak yang disembahkan kepada penata masa akan sering diulang. Menghakiki dalam rindu dan rasa yang rahmat...
Sang Maha Puisi, catatilah dua asma perindu sebagai satu syair puitis. AtasMu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar