Entah ruang mana yang sering kau juluki rindu, namun setiap kata yang menjerit, begitu saja menggema. Lamat-lamat tertelan sunyi. Pergi, melajang tanpa dipeluk waktu.
Sabtu, 29 Juli 2017
Kamis, 06 Juli 2017
der Vers Liebe
Mata-mata sedih memandangiku
Bulir-bulir kristal bening menggantung di setiap sudut matanya yang agak sipit. Hampir meluncur.
Mungkin puluhan kilometer yang katamu mampu dipangkas lewat sajak yang disembahkan kepada penata masa akan sering diulang. Menghakiki dalam rindu dan rasa yang rahmat...
Sang Maha Puisi, catatilah dua asma perindu sebagai satu syair puitis. AtasMu.
Langganan:
Postingan (Atom)