Rabu, 23 Oktober 2024

Blog Rangkuman Koneksi Antar Materi - Modul 3.1



1. Bagaimana Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ?

Sebagai pemimpin, kita dituntut untuk menjadi:

Pelopor yang patut diteladani: Setiap keputusan yang kita ambil harus menjadi contoh yang baik bagi mereka yang kita pimpin. Dengan demikian, kita menginspirasi mereka untuk selalu berbuat yang terbaik (Ing Ngarso Sung Tulodo).


Pembina yang memberdayakan: Kita harus mampu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan pengembangan potensi setiap individu. Dengan memberikan dukungan dan motivasi yang tepat, kita memberdayakan mereka untuk mencapai tujuan bersama (Ing Madya Mangun Karsa).


Pendukung yang setia: Di balik layar, kita senantiasa memberikan dorongan dan semangat agar mereka dapat terus berkembang dan meraih prestasi yang lebih tinggi (Tut Wuri Handayani).

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Seorang pendidik yang ideal tidak hanya menguasai materi pelajaran, namun juga memiliki seperangkat nilai-nilai positif yang menjadi landasan dalam menjalankan tugasnya. Nilai-nilai seperti kemandirian, refleksi diri, kolaborasi, inovasi, dan yang terpenting, berpihak pada murid, menjadi pondasi kuat dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif. Nilai-nilai ini akan mewarnai setiap keputusan yang diambil oleh seorang guru, memastikan bahwa setiap tindakan selalu mengutamakan kepentingan dan perkembangan murid.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Materi pengambilan keputusan yang kita pelajari saat ini memiliki keterkaitan erat dengan konsep coaching yang telah kita bahas sebelumnya. Jika dalam coaching kita berperan sebagai fasilitator yang membantu individu menemukan solusi terbaik bagi dirinya, maka dalam pengambilan keputusan, kita diajak untuk secara kritis merefleksikan pilihan-pilihan yang kita buat. Apakah keputusan yang kita ambil sudah melalui proses evaluasi yang cermat, menghasilkan solusi yang menguntungkan semua pihak, atau justru berpotensi menimbulkan masalah di masa depan? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita telah dilengkapi dengan kerangka berpikir yang komprehensif, meliputi empat paradigma, tiga prinsip, dan sembilan langkah pengujian keputusan.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kecerdasan emosional guru menjadi kunci dalam menghadapi dilema etika. Dengan kemampuan mengelola emosi diri, memahami perasaan orang lain, dan berempati, guru dapat mengambil keputusan yang bijaksana dan adil. Kesadaran diri yang kuat memungkinkan guru untuk mengenali bias pribadi dan mengambil perspektif yang lebih objektif. Kemampuan berelasi yang baik memfasilitasi komunikasi yang efektif dengan semua pihak yang terlibat, sehingga solusi yang ditemukan dapat diterima oleh semua.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Melalui studi kasus yang menyajikan dilema etika, seorang pendidik dapat melatih ketajaman berpikir kritisnya. Dengan membedah berbagai sudut pandang dan konsekuensi dari setiap pilihan, pendidik akan lebih mampu membedakan antara dilema etika yang membutuhkan pertimbangan mendalam dengan bujukan moral yang lebih sederhana. Proses ini tidak hanya mengasah kemampuan analisis, tetapi juga membantu pendidik untuk mengidentifikasi nilai-nilai yang relevan dalam setiap situasi.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Proses pengambilan keputusan yang cermat dan tepat merupakan kunci dalam menciptakan lingkungan yang kondusif, aman, dan nyaman bagi semua pihak. Dengan berpedoman pada nilai-nilai universal, setiap keputusan yang diambil harus selalu mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan murid. Ketika setiap keputusan dijustifikasi dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan, maka tidak akan ada pihak yang merasa dirugikan, dan semua permasalahan dapat diselesaikan secara adil dan bijaksana.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Dilema etika seringkali menghadirkan tantangan tersendiri, terutama ketika kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang sulit dan tampaknya tidak ada jawaban yang benar-benar memuaskan semua pihak. Namun, dengan menerapkan kerangka berpikir yang sistematis, seperti 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan, kita dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan mengambil keputusan yang lebih objektif serta dapat dipertanggungjawabkan.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Ketika kita memutuskan untuk menerapkan pendekatan pembelajaran yang memerdekakan murid, kita secara langsung memengaruhi proses belajar mereka. Dengan memberikan kebebasan bagi murid untuk mengeksplorasi minat dan potensi masing-masing, kita membuka jalan bagi terciptanya pembelajaran yang lebih bermakna dan relevan. Salah satu cara untuk mewujudkan hal ini adalah melalui pembelajaran yang berdiferensiasi, di mana setiap murid dapat belajar dengan cara yang paling sesuai dengan gaya belajar dan kebutuhannya.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Setiap keputusan yang diambil oleh seorang pendidik, baik besar maupun kecil, akan menjadi cerminan bagi murid. Keputusan-keputusan ini tidak hanya membentuk lingkungan belajar, tetapi juga menjadi model bagi murid dalam berpikir dan bertindak. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk selalu cermat dalam mengambil keputusan, memastikan bahwa setiap pilihan yang diambil didasarkan pada pertimbangan yang matang dan nilai-nilai yang positif.

Dalam pengambilan kepurusan, seorang pemimpin sebaiknya menggunakan 9 langkah pengambilan keputusan dan mengacu pada pembelajaran yang memenuhi potensi murid

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang dapat saya ambil jika mengaitkan dengan materi sebelumnya yaitu ; Pengambilan keputusan yang efektif dalam dunia pendidikan membutuhkan keseimbangan antara berbagai aspek. Di satu sisi, kita harus memperhatikan nilai-nilai universal dan filosofi pendidikan. Di sisi lain, kita juga harus mempertimbangkan konteks yang spesifik, kebutuhan murid, dan berbagai faktor lainnya. Dengan demikian, setiap keputusan yang kita ambil akan lebih relevan dan berdampak positif.



11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Sebelum mengenal modul ini, proses pengambilan keputusan saya cenderung informal, yaitu dengan berdiskusi santai dengan rekan-rekan kerja. Namun, setelah mempelajari modul ini, saya menyadari pentingnya pendekatan yang lebih sistematis. Dengan menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan, proses pengambilan keputusan menjadi lebih terstruktur dan detail. Setiap keputusan yang diambil kini didasari oleh analisis yang mendalam dan melibatkan semua pihak terkait, sehingga hasil yang diperoleh lebih optimal.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, saya seringkali mengandalkan pendekatan yang lebih intuitif dan informal dalam pengambilan keputusan. Namun, setelah memahami konsep 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan, saya menyadari pentingnya memiliki kerangka kerja yang lebih sistematis. Pendekatan baru ini telah mengubah cara saya memandang proses pengambilan keputusan, dari yang sebelumnya lebih bersifat ad-hoc menjadi lebih terstruktur dan berbasis data.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Pengalaman mengikuti modul ini telah membawa perubahan signifikan dalam cara saya mengambil keputusan. Jika sebelumnya saya cenderung bertindak impulsif, kini saya lebih bijaksana dan hati-hati dalam menimbang setiap pilihan. Selain itu, saya juga mengembangkan kemampuan untuk menganalisis masalah secara sistematis, sehingga keputusan yang saya ambil menjadi lebih tepat sasaran. Yang tak kalah penting, modul ini telah meningkatkan empati saya terhadap orang lain, memungkinkan saya untuk lebih memahami perspektif mereka dan mengambil keputusan yang lebih inklusif

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Pengalaman ini memiliki dampak yang sangat signifikan bagi saya, baik secara pribadi maupun profesional. Sebagai individu, saya merasa semakin berkembang dan matang dalam mengambil keputusan. Sementara itu, sebagai seorang pemimpin, kemampuan saya dalam mengambil keputusan yang tepat dan bertanggung jawab semakin terasah. Hal ini memungkinkan saya untuk menjadi role model yang baik bagi tim saya.

Sabtu, 31 Agustus 2024

Pembelajaran Berdiferensiasi: Kunci untuk Mendidik Setiap Individu

Pembelajaran Berdiferensiasi: Kunci untuk Mendidik Setiap Individu

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan pembelajaran yang mengakui bahwa setiap siswa memiliki gaya belajar, kemampuan, dan minat yang berbeda-beda. Dalam kelas yang beragam, guru dituntut untuk menciptakan lingkungan belajar yang fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan individual setiap siswa.

Bagaimana Melakukan Pembelajaran Berdiferensiasi di Kelas?

  • Mengenali kebutuhan siswa: Guru perlu melakukan asesmen untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, minat, dan gaya belajar setiap siswa.
  • Memvariasikan konten: Guru dapat memberikan materi pembelajaran dalam berbagai bentuk, seperti teks, gambar, video, atau simulasi, untuk memenuhi preferensi belajar yang berbeda.
  • Memvariasikan proses pembelajaran: Guru dapat menawarkan berbagai aktivitas pembelajaran, seperti diskusi kelompok, proyek individu, atau pembelajaran berbasis masalah, untuk mengakomodasi gaya belajar yang berbeda.
  • Memvariasikan produk akhir: Guru dapat memberikan pilihan produk akhir yang berbeda, seperti presentasi, laporan tertulis, atau karya seni, untuk memungkinkan siswa menunjukkan pemahaman mereka dengan cara yang berbeda.
  • Memvariasikan penilaian: Guru dapat menggunakan berbagai alat penilaian, seperti tes tertulis, proyek, portofolio, atau observasi, untuk menilai pemahaman siswa secara komprehensif.

Manfaat Pembelajaran Berdiferensiasi

  • Meningkatkan motivasi belajar: Siswa merasa lebih tertantang dan terlibat dalam pembelajaran ketika materi dan aktivitas disesuaikan dengan minat dan kemampuan mereka.
  • Meningkatkan prestasi belajar: Pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan siswa belajar pada tingkat yang sesuai dengan kemampuan mereka, sehingga mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
  • Mengembangkan keterampilan abad 21: Pembelajaran berdiferensiasi mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi.
  • Membuat pembelajaran lebih menyenangkan: Dengan adanya variasi dalam pembelajaran, siswa akan merasa lebih senang dan termotivasi untuk belajar.

Kaitan dengan Modul Lain dalam Program Pendidikan Guru Penggerak

Pembelajaran berdiferensiasi sangat erat kaitannya dengan berbagai modul dalam Program Pendidikan Guru Penggerak, seperti:

  • Asesmen: Pembelajaran berdiferensiasi dimulai dengan asesmen yang akurat untuk mengidentifikasi kebutuhan siswa.
  • Pembelajaran aktif: Pembelajaran berdiferensiasi mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran melalui berbagai aktivitas.
  • Pembelajaran kolaboratif: Pembelajaran berdiferensiasi sering melibatkan kerja sama antar siswa untuk saling belajar dan berbagi pengetahuan.
  • Pembelajaran berbasis proyek: Pembelajaran berdiferensiasi dapat diimplementasikan melalui proyek-proyek yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi topik secara mendalam.

Kesimpulan

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan efektif. Dengan memahami kebutuhan individual setiap siswa dan memberikan pembelajaran yang disesuaikan, guru dapat membantu semua siswa mencapai potensi terbaik mereka.

Rabu, 09 Februari 2022

Pengertian, Ciri-ciri dan Contoh Syair

Syair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari persia dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata atau istilah syair berasal dari bahasa arab yaitu syi'ir atau syu'ur yang berarti "perasaan yang menyadari", kemudian kata syu'ur berkembang menjadi syi'ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum. 
Dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga khas Melayu,  tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu ini adalah Hamzah Pansuri dengan karyanya, antara lain :
Syair Perahu, Syair Burung Pingai,  Syair Dagang,  dan Syair Sidang Faqir. 

Ciri-ciri Syair antara lain :
1. Setiap bait terdiri dari empat baris
2. Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata
3. Bersajak a-a-a-a
4. Semua baris adalah isi. 
5. Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan. 

Contoh Syair :

Kamus mini Pak AH :

Selasa, 01 Februari 2022

Chord lagu Can't Help Falling In Love - Elvis Presley

 Intro : C G C C



C      Em    Am
Wise.. men.. say..
     F       C      G
Only fools.. rush.. in..
    F    G      Am
But I.. can't.. help..
F          C      G     C
Falling in love.. with you..

C       Em    Am
Shall.. I.. stay..
         F  C G
Would it be a sin..
   F   G      Am
If I..can't.. help..
F          C      G     C
Falling in love.. with you..

Reff :
  Em           B7
  Like a river flows
  Em            B7
  Surely to the sea
  Em            B7
  Darling so it goes
  Em          A              Dm G
  Some things.. are meant to be..

C      Em   Am
Take.. my.. hand..
        F     C    G
Take my whole life too
    F  G       Am
For I..can't.. help
F          C      G     C
Falling in love.. with you..

Reff :
  Em           B7
  Like a river flows
  Em            B7
  Surely to the sea
  Em            B7
  Darling so it goes
  Em          A              Dm G
  Some things.. are meant to be..

C    Em   Am
Take my.. hand..
        F       C      G
Take my whole.. life.. too..
    F   G       Am
For I.. can't.. help
F          C    G    C
Falling in love with you
    F   G       Am
For I.. can't.. help
F          C       G      C
Falling in love.. with.. you..

Minggu, 07 November 2021

Al Hadid

Al-Hadid
(Karya : Fatin Hamama)

Ketika sepotong besi jadi tombak
Besi tak pernah tahu
Untuk apa dia dijadikan tombak

Ketika sepotong besi jadi pisau
Pisau tak pernah tahu
Untuk apa dia jadi pisau

Ketika sepotong besi jadi peniti
Peniti tidak pernah tahu
Untuk apa dia jadi peniti
Kecuali suatu hari tombak
Dijadikan alat pembunuh
Dan bersarang di jantung kiri
Tombak mengeluh
Aku tak ingin menjadi seperti ini

Demikian pisau
Ketika menemukan dirinya
Di leher sebagai penebas
Pisau mengaduh
Aku tak bercita-cita jadi begini

Ketika besi-besi yang menjadi senjata
Berubah fungsi
Diam-diam peniti mensyukuri
“aku menjadi penyemat baju
Seorang sufi. Setiap hari aku dibawa
Rukuk sujud dan mensyukuri
Nikmat Tuhan yang diberi
Aku tidak ingin patah
Biar berkarat aku kini”

Jumat, 23 April 2021

Jeda

Malam adalah ruang paling paham untuk menerjemahkan bahasa-bahasa keindahan

-ah-

Rabu, 31 Maret 2021

Menyanyi dengan Lebih Satu Suara

Kegiatan menyanyi merupakan aktivitas yang sering dilakukan oleh semua orang. Teknik dalam bernyanyi memiliki peran penting karena akan menentukan kualitas suara dan penampilan. Jika penampilan dilakukan secara perseorangan maka teknik yang dimiliki haruslah kuat sehingga karakter yang ditampilkan akan menjadi ciri penyanyi tersebut. Penampilan dalam menyanyi selain dilakukan secara individu dapat juga dilakukan secara vokal grup. Penampilan vokal grup memerlukan kerjasama baik sehingga penampilan dapat dilakukan secara maksimal.

Vokal Grup adalah kumpulan beberapa penyanyi yang tergabung dan menyanyikan lagu dengan ketinggian suara yang berbeda, antara lain sopran, alto, bass, tenor. Sopran dan alto merupakan jenis suara untuk wanita. Sedangkan bass dan tenor merupakan jenis suara pada laki-laki.

Menyanyikan lagu secara vokal grup memerlukan kerjasama dengan teman. Menyanyi secara secara vokal grup tidak boleh saling menonjolkan diri karena menyanyi secara secara vokal grup dalam satu suara. Kekompakan, saling menghargai teman, santun, bertanggung jawab serta peduli terhadap sesama merupakan kunci keberhasilan dalam menyanyi secara vokal grup.

Vokal grup biasanya terdiri dari 3 sampai dengan 12 orang yang menyanyikan lebih dari satu suara. Kunci keberhasilan menyanyi dalam bentuk vokal grup tidak hanya ditentukan oleh suara yang baik tetapi juga diperlukan rasa tanggung jawab, kerjasama, santun serta peduli terhadap anggota kelompok.
Beberapa teknik bernyanyi yang biasa digunakan antara lain adalah sebagai berikut.
Akapela merupakan suatu teknik bernyanyi yang biasanya dilakukan secara berkelompok tanpa diiringi alat musik. Seni musik ini merupakan musik dari suara mulut yang meniru suara alat-alat musik lainya seperti gitar, drum, perkusi dan lain sebagainya. Akapela memiliki keunikan tersendiri yaitu memiliki keharmonian dan persatuan nada indah.
Nasyid berasal dari bahasa Arab ansyada-yunsyidu yang artinya bersenandung. Nasyid iasanya berisi pujian kepada Allah, kata-kata nasihat, kisah para nabi, dan yang berkaitan dengan dengan Islam lainnya. Nasyid biasanya dinyanyikan secara akapela atau dengan diiringi gendang.
Paduan suara atau biasa disebut koor berasal dari kata suara yang terpadu yang terdiri dari paduan suara besar atau kecil. Dengan demikian paduan suara adalah bernyanyi secara serentak, terpadu dengan keselarasan volume yang baik dan terkontrol, mengikuti keselarasan harmoni. Paduan suara kecil yang anggotanya 12 sampai dengan 28 orang dan paduan suara lebih dari 28 orang. 
Lagu kanon adalah lagu yang dinyanyikan oleh dua atau lebih kelompok penyanyi dinyanyikan dengan melodi saling kejar-mengejar atau bersahut-sahutan.

1. Berlatih Lagu Kanon
Lagu bentuk kanon sering ditampilkan pada kegiatan kepramukaan, oleh karena itu kamu pasti pernah mengenalnya. Lagu kanon biasanya dinyanyikan susul-menyusul. Kelompok pertama memulai dengan baris pertama sedangkan kelompok yang lain memulai setelah kelompok pertama selesai menyanyikan baris pertama dan kelompok kedua baru memulainya. Sehingga susul-menyusul sampai selesai.

Beberapa lagu yang biasanya dibawakan dengan teknik kanon antara lain lagu Anak Kambing Saya, Burung Kakak Tua, Bapak Yakob (Lagu Are You Sleeping), Wakashima kanon (Still Doll), Gelang Sipaku Gelang, Naik Naik Kepuncak Gunung, dan Naik Kereta Api,

2. Latihan Vokal
Agar mutu suara baik sebaiknya harus melakukan latihan olah vokal dan menerapkan pernapasan diafragma. Teknik vokal yang baik, tentu memerlukan latihan olah vokal dan menerapkan pernapasan diafragma. Pernafasan, adalah usaha untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya, kemudian disimpan, dan dikeluarkan sedikit demi sedikit sesuai dengan keperluan. Pernafasan di bagi tiga jenis, yaitu :
Pernafasan Dada : cocok untuk nada-nada rendah, penyanyi mudah lelah.
Pernafasan Perut : udara cepat habis, kurang cocok digunakan dalam menyanyi, karena akan cepat lelah.
Pernafasan Diafragma : adalah pernafasan yang paling cocok digunakan untuk menyanyi, karena udara yang digunakan akan mudah diatur pemakaiannya, mempunyai power dan stabilitas vokal yang baik.

3. Latihan Vokal Grup dan Paduan Suara
Menyanyi secara vokal grup merupakan cara bernyanyi dalam kelompok kecil. Pada praktiknya menyanyi dengan vokal grup dapat dilakukan secara bergantian antar anggota vokal grup. Menyanyi secara unisono merupakan cara bernyanyi secara berkelompok dengan satu suara. Menyanyi secara unisono merupakan tahap awal sebelum menyanyi dengan paduan suara yang merupakan perpaduan suara 1, suara 2 atau suara 3.

a. Latihan Lagu Dua Suara
Latihan lagu dua suara dapat dilakukan dalam dua kelompok. Kelompok pertama menyanyikan melodi suara pertama dan kelompok kedua menyanyikan melodi suara kedua. Kelompok pertama adalah kelompok perempuan, dan kelompok kedua adalah kelompok laki-laki. Contoh lagu yang dapat dibawakan dengan dua suara adalah lagu bagimu negeri dan lagu Mengheningkan Cipta.

b. Latihan Lagu Tiga Suara
Latihan lagu tiga suara dinyanyikan dalam tiga kelompok. Melodi suara pertama dinyanyikan oleh kelompok perempuan dengan suara tinggi, kelompok kedua oleh kelompok perempuan dengan suara rendah, kelompok ketiga oleh laki-laki. Bila siswa perempuan sedikit, melodi suara satu dinyanyikan oleh kelompok perempuan, suara kedua oleh laki-laki dengan suara tinggi, kelompok tiga oleh laki-laki dengan suara rendah.

Vokal grup dan paduan suara memiliki beberapa perbedaan, perbedaan tersebut antara lain sebagai berikut.
Jumlah anggotanya, Vokal Group mempunyai anggota yang lebih sedikit dari Paduan Suara. Vokal grup beranggotakan 3 sampai 12 orang dengan 1-2 pemusik, sedangkan paduan suara jauh lebih banyak yaitu 12 sampai 28 orang.
Pembagian suaranya, dalam vokal group suara dibagi menjadi suara Alto, Mezzo-sopran, Sopran, Tenor, Baritone, dan Bass sesuai kemampuan dan kecocokan suara masing-masing; sedangkan dalam Paduan Suara, suaranya dibagi menjadi 4 suara berdasarkan frekuensi suara penyanyi yaitu Sopran, Alto, Tenor,dan Bass atau dengan satu suara saja (unisono).
Pada Paduan Suara dipimpin oleh seorang dirigen yang sekaligus sebagai pelatih, sedangkan pada vokal group tidak ada dirigen.